Advertisement
informasiphatas.net || Jakarta - Indonesia kembali berduka. Deretan bencana banjir besar, longsor yang memutus jalur utama, hingga terisolasinya ribuan warga membuat sejumlah daerah di Sumatera memasuki episode gelap yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Jalan-jalan yang biasa dilalui logistik kini tertutup lumpur, rumah hanyut bersama arus, dan banyak warga hanya bisa menunggu dalam ketidakpastian. Di tengah situasi genting ini, satu nilai kembali mengemuka: kemanusiaan.
Melihat kondisi tersebut, Kakorlantas Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, menegaskan bahwa jajaran Polisi Lalu Lintas tidak boleh tinggal diam ketika rakyat membutuhkan pertolongan. Ia memerintahkan perubahan total pola kerja dari rutinitas harian menjadi operasi kemanusiaan berskala penuh.
“Kita ubah pola rutin menjadi operasi penyelamatan. Tugas utama kita sekarang adalah membuka jalan bagi mereka yang membawa harapan,” tegas Irjen Agus dalam arahannya.
Di bawah komando tersebut, seluruh personel Lantas di wilayah terdampak langsung bergerak. Kendaraan patroli yang biasanya menjaga kelancaran lalu lintas kini berubah fungsi menjadi perahu kemanusiaan mengangkut warga yang terjebak, mendistribusikan logistik, hingga mengevakuasi ibu hamil, lansia, dan anak-anak ke tempat aman.
Pos-pos polisi yang biasanya menjadi titik pelayanan publik disulap menjadi posko bantuan darurat. Di sana, warga yang kehilangan tempat tinggal dapat berteduh, pengemudi logistik bisa mendapatkan arahan jalur alternatif, dan relawan dari berbagai daerah memperoleh tempat istirahat serta informasi situasi terkini di lapangan.
Personel Lantas juga memastikan seluruh arus informasi berjalan cepat dan akurat. Jalur mana yang masih bisa dilintasi? Di mana titik longsor tambahan? Bagaimana kondisi jembatan penghubung? Informasi-informasi ini diberikan secara terbuka agar masyarakat tidak tersesat dan agar bantuan kemanusiaan sampai tanpa hambatan.
Irjen Agus Suryo menekankan bahwa semua langkah ini harus berakar pada satu hal: pengabdian kepada kemanusiaan.
“Di saat paling sulit, polisi harus tetap ada di tengah masyarakat. Kepada seluruh jajaran yang bekerja siang dan malam, ingatlah: pengabdian adalah harapan,” ujarnya.
Upaya berskala besar ini perlahan menunjukkan hasil. Beberapa jalur darurat yang dibuka mulai bisa dilalui kendaraan bantuan. Distribusi logistik kembali bergerak, dan para pengungsi mendapatkan suplai makanan serta kebutuhan dasar yang lebih stabil.
Dengan semangat kebersamaan antara polisi, relawan, pemerintah daerah, TNI, dan masyarakat, harapan itu mulai terbit kembali. Jalan-jalan kehidupan di Sumatera perlahan pulih, dan kekuatan solidaritas menjadi fondasi bangkitnya kembali wilayah yang dilanda bencana.
Indonesia sedang berduka, namun dari duka itu pula lahir kebersamaan yang menguatkan. Dengan bahu-membahu, Sumatera akan kembali berdiri lebih kuat, lebih tangguh, dan penuh harapan.
Editor : Red



