Iklan

Red1
Minggu, 14 Desember 2025, Desember 14, 2025 WIB | Dibaca: 0 kali
Last Updated 2025-12-14T10:10:11Z
religi

Mbah Klinting Sampaikan Wejangan ALAM–ILMU–ALIM di Kediaman Gus Barok

Advertisement



informasiphatas.net || Gresik - Pada Sabtu malam, 13 Desember 2025, sekitar pukul 23.00 WIB hingga dini hari, sosok yang dikenal dengan sebutan Mbah Wewe atau Mbah Klinting berkunjung ke kediaman Gus Barok yang beralamat di Jalan Bringkang, Gang Masjid.


"Dalam kunjungan tersebut, Mbah Klinting menyampaikan wejangan spiritual yang mendalam mengenai ALAM – ILMU – ALIM, sebuah pemahaman tentang keseimbangan hidup antara ilmu agama dan ilmu alam. Menurut beliau, manusia tidak cukup hanya mempelajari hukum-hukum agama semata, tetapi juga wajib memahami hukum alam, agar tercipta keseimbangan dalam kehidupan."


Mbah Klinting menegaskan bahwa hukum alam adalah hukum yang sejatinya tidak dapat diubah, karena hukum tersebut langsung berasal dari Allah SWT. Oleh sebab itu, mempelajari ilmu alam bukan sekadar pengetahuan, melainkan sarana untuk menumbuhkan sikap menghargai, menghormati, dan memanusiakan manusia.


Lebih jauh dijelaskan, segala sesuatu yang ada di alam semesta merupakan ciptaan Allah SWT. Maka, ketika manusia merusak alam, tidak menjaga, atau tidak menghormatinya, sama artinya dengan tidak menghargai Sang Pencipta. Dalam pengertian yang lebih tegas, perbuatan tersebut dapat dimaknai sebagai bentuk perlawanan terhadap kehendak-Nya. Wallahu a’lam bisshawab.


Dalam wejangannya, Mbah Klinting juga memaparkan makna filosofi Jawa sebagai berikut:


Dolor papat limo pancer

(Empat saudara spiritual yang mengelilingi diri, dengan manusia sebagai pusat keseimbangan kehidupan)


Kiblat papat tengah pancer sejati

(Empat penjuru mata angin dengan manusia sebagai pusat sejati, simbol harmoni dengan arah dan kekuatan alam)


Jagad cilik lan jagad gedhe nyawiji

(Dunia kecil dalam diri manusia dan dunia besar berupa alam semesta menyatu; mikrokosmos dan makrokosmos adalah satu kesatuan)


Manungsa lan alam dadi sawiji

(Manusia dan alam tidak terpisahkan, saling terhubung dan saling menjaga)


Roh leluhur nuntun lakune urip

(Roh para leluhur menjadi penuntun dalam perjalanan hidup manusia)


Kapitayan Jawi, weh tentreming ati

(Kepercayaan dan kearifan Jawa memberikan ketenteraman dan kedamaian batin)


Wejangan tersebut menjadi pengingat bahwa keseimbangan hidup hanya dapat tercapai apabila manusia mampu menyelaraskan iman, ilmu, dan alam, serta menjaga hubungan harmonis antara sesama manusia, lingkungan, dan Sang Pencipta.


Editor : Red

Tag Terpopuler